“Paket Lengkap Simulasi Soal LCC 4 Pilar 2025: Latihan Seru dan Persiapan Optimal”
Tumbang Baraoi, SMAN 1 Petak Malai - Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar (LCC 4 Pilar) merupakan ajang kompetisi tingkat pelajar yang digagas oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Melalui lomba ini, generasi muda diajak untuk lebih memahami dan menghayati empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar ini menjadi dasar sekaligus penuntun dalam menjaga persatuan, membangun karakter, serta memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
Selain menguji pengetahuan, LCC 4 Pilar juga melatih keterampilan berpikir kritis, kemampuan bekerja sama dalam tim, serta kecakapan menyampaikan pendapat secara argumentatif. Setiap babak memiliki tantangan berbeda, mulai dari menjawab soal wawasan kebangsaan hingga beradu argumen pro dan kontra atas suatu isu aktual. Dengan demikian, lomba ini tidak hanya menumbuhkan semangat kompetitif, tetapi juga membentuk generasi muda yang berintegritas, berwawasan luas, dan cinta tanah air.
Secara umum teknis lomba ini tersusun atas tiga babak yaitu:
-
Babak 1 – Wawasan 4 Pilar / Pengetahuan Umum (20 soal, 30 detik tiap soal)
-
Babak 2 – Tematik Pro & Kontra (Argumentasi) (5 tema, 120 detik tiap tim)
-
Babak 3 – Rebutan Cepat Tepat (10 soal, +10 poin benar, -5 poin salah)
Babak 1 – Wawasan 4 Pilar / Pengetahuan Umum
(Nilai 0–10 per soal)
-
Sebutkan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara menurut MPR RI!
Jawaban: Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika. -
Tahun berapa amandemen pertama UUD NRI 1945 dilakukan?
Jawaban: 1999. -
Sila keempat Pancasila berbunyi apa?
Jawaban: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. -
Semboyan negara Indonesia yang tertulis pada lambang Garuda Pancasila adalah?
Jawaban: Bhinneka Tunggal Ika. -
Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan undang-undang nomor berapa?
Jawaban: Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958. -
Sebutkan satu contoh kearifan lokal masyarakat Dayak yang mencerminkan nilai persatuan!
Jawaban: Falsafah Huma Betang. -
Siapa ketua BPUPKI?
Jawaban: Dr. Radjiman Wedyodiningrat. -
Pasal berapa UUD 1945 yang mengatur bahasa negara?
Jawaban: Pasal 36. -
Apa isi pasal 27 ayat (1) UUD 1945?
Jawaban: Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu tanpa kecuali. -
Sebutkan alat kelengkapan MPR RI selain Pimpinan MPR!
Jawaban: Badan Sosialisasi, Badan Kehormatan, Panitia Ad Hoc, dll. -
Sebutkan nama lagu kebangsaan Indonesia dan penciptanya!
Jawaban: Indonesia Raya, ciptaan Wage Rudolf Supratman. -
Tahun berapa NKRI merdeka?
Jawaban: 17 Agustus 1945. -
Apa ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah?
Jawaban: Palangka Raya. -
Sebutkan tiga fungsi utama MPR RI!
Jawaban: Mengubah dan menetapkan UUD, melantik presiden/wakil presiden, memberhentikan presiden/wakil presiden sesuai UUD. -
Siapa yang memimpin perumusan naskah proklamasi kemerdekaan?
Jawaban: Ir. Soekarno. -
Sila pertama Pancasila berbunyi apa?
Jawaban: Ketuhanan Yang Maha Esa. -
Sebutkan batas wilayah NKRI di sebelah utara!
Jawaban: Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan. -
Sebutkan salah satu hasil sidang PPKI pada 18 Agustus 1945!
Jawaban: Mengesahkan UUD 1945, memilih presiden & wakil presiden. -
Apa arti “Bhinneka Tunggal Ika”?
Jawaban: Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. -
Siapa Ketua MPR RI periode 2019–2024?
Jawaban: Bambang Soesatyo.
Babak 2 – Tematik Pro & Kontra (Argumentasi)
(120 detik/tim, nilai 0–25 kelipatan 5)
Tema 1: Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur
-
PRO: Mengurangi beban Jakarta, pemerataan pembangunan, lokasi strategis, membuka lapangan kerja baru.
-
KONTRA: Biaya besar, potensi kerusakan lingkungan, infrastruktur belum siap, risiko tidak efektif.
Tema 2: Hukuman Mati bagi Koruptor
-
PRO: Efek jera, keadilan bagi kerugian negara besar, pesan tegas terhadap kejahatan luar biasa.
-
KONTRA: Risiko salah vonis, melanggar hak hidup, sebaiknya fokus pencegahan.
Tema 3: Wajib Militer bagi Lulusan SMA
-
PRO: Disiplin, cinta tanah air, memperkuat pertahanan.
-
KONTRA: Ganggu pendidikan lanjutan, biaya tinggi, kondisi fisik tidak semua siap.
Tema 4: Penerapan Pendidikan Pancasila Sebagai Mata Pelajaran Wajib SMA
-
PRO: Menanamkan nilai kebangsaan sejak dini, mencegah radikalisme, membentuk karakter.
-
KONTRA: Kurikulum sudah padat, risiko hafalan tanpa pemahaman, perlu metode kreatif.
Tema 5: Penggunaan Bahasa Daerah dalam Kegiatan Resmi Sekolah di Kalteng
-
PRO: Melestarikan budaya, memperkuat identitas lokal, mempererat hubungan antar siswa.
-
KONTRA: Potensi mengurangi penggunaan bahasa Indonesia baku, tidak semua siswa menguasai bahasa daerah.
Babak 3 – Rebutan Cepat Tepat
(+10 benar, -5 salah)
-
Hari lahir Pancasila diperingati setiap tanggal?
Jawaban: 1 Juni. -
Jumlah provinsi di Indonesia per tahun 2025?
Jawaban: 38. -
Nama kapal yang digunakan Soekarno–Hatta berlayar ke luar negeri tahun 1949?
Jawaban: Kapal Renville. -
Presiden RI ke-3 adalah?
Jawaban: B.J. Habibie. -
Istilah “Trisakti” dalam pidato Bung Karno berarti apa saja?
Jawaban: Berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan. -
Bentuk negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah?
Jawaban: Negara Kesatuan. -
Lagu “Bagimu Negeri” diciptakan oleh?
Jawaban: Kusbini. -
Pasal berapa UUD 1945 yang mengatur hak memperoleh pendidikan?
Jawaban: Pasal 31. -
Nama falsafah hidup masyarakat Dayak yang berarti hidup rukun dan damai dalam satu rumah panjang?
Jawaban: Huma Betang. -
Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan pada tanggal berapa?
Jawaban: 29 Mei 1945.
Tema: “Penerapan Nilai Falsafah Huma Betang sebagai Pedoman Kehidupan Siswa di Sekolah”
Latar Belakang Singkat:
Huma Betang adalah falsafah hidup masyarakat Dayak Kalimantan yang menekankan kehidupan bersama dalam keberagaman, toleransi, gotong royong, dan musyawarah. Diibaratkan rumah panjang (betang) yang dihuni banyak keluarga berbeda suku/agama tetapi hidup rukun dan saling membantu.
Posisi PRO
Argumen yang Bisa Dipakai:
-
Meningkatkan toleransi – Nilai Huma Betang mengajarkan saling menghormati perbedaan, sangat relevan untuk sekolah yang siswanya beragam latar belakang.
-
Memperkuat persatuan dan gotong royong – Siswa terbiasa bekerja sama dan membantu, mengurangi potensi konflik.
-
Menghidupkan kearifan lokal – Nilai lokal menjadi identitas sekolah di Kalimantan Tengah, memperkaya pendidikan karakter.
-
Sejalan dengan Pancasila – Khususnya sila ke-3 (Persatuan Indonesia) dan sila ke-5 (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).
Analisis PRO:
Jika memilih PRO, siswa harus menonjolkan relevansi nilai Huma Betang dengan tantangan kehidupan sekolah modern: misalnya menghadapi perbedaan suku/agama, meminimalisir perundungan, dan memperkuat kerjasama. Pro biasanya mudah diterima karena membawa kesan positif, tapi perlu contoh konkret penerapan di sekolah (misal: kerja bakti bersama, duduk campur dalam kelas, musyawarah OSIS).
Posisi KONTRA
Argumen yang Bisa Dipakai:
-
Nilai sulit diterapkan secara konsisten – Tidak semua siswa memahami atau mau mempraktikkan falsafah tersebut, apalagi yang tidak berasal dari budaya Dayak.
-
Butuh adaptasi modern – Huma Betang lahir dari konteks kehidupan tradisional rumah panjang, sehingga perlu modifikasi agar sesuai dengan dunia sekolah masa kini.
-
Potensi disalahartikan – Jika hanya dihafalkan tanpa pembiasaan nyata, bisa menjadi formalitas saja dan tidak berpengaruh pada perilaku.
-
Perlu nilai universal – Pendidikan karakter sebaiknya mengacu pada nilai yang diterima semua pihak secara nasional, bukan hanya lokal.
Analisis KONTRA:
Memilih KONTRA bukan berarti menolak nilai baik Huma Betang, tetapi menekankan bahwa penerapan falsafah ini membutuhkan adaptasi, metode pengajaran yang tepat, dan harus diintegrasikan dengan nilai-nilai nasional seperti Pancasila. Ini pilihan yang lebih kritis dan cocok untuk menunjukkan kemampuan analisis masalah.
Strategi Saat Debat
-
Kalau PRO → fokus pada manfaat nyata, beri contoh kasus sukses, hubungkan ke nilai Pancasila dan 4 Pilar.
-
Kalau KONTRA → fokus pada tantangan penerapan, perlunya integrasi dengan nilai universal, dan risiko hanya jadi slogan tanpa praktik.
-
Kedua pihak sebaiknya tetap menghormati nilai Huma Betang agar argumen tidak dianggap menentang budaya lokal secara mutlak.
VERSI PRO
Komentar
Posting Komentar