Pola Pikir Bertumbuh di Sekolah: 7 Langkah untuk Guru dan Siswa
Pola Pikir Bertumbuh di Sekolah: 7 Langkah untuk Guru dan Siswa
Di setiap ruang kelas, selalu ada cerita unik tentang cara siswa belajar. Ada yang cepat menangkap materi, ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama. Sayangnya, banyak yang masih menganggap perbedaan itu sebagai kelemahan, padahal sebenarnya itu adalah kekuatan. Pola pikir yang kita miliki—baik sebagai guru maupun siswa—akan menentukan sejauh mana kita berkembang. Inilah mengapa memahami dan menerapkan growth mindset atau pola pikir bertumbuh sangat penting dalam dunia pendidikan.
Dalam proses belajar, ada dua jenis pola pikir yang memengaruhi perkembangan seseorang: pola pikir tetap (fixed mindset) dan pola pikir bertumbuh (growth mindset).
Pola pikir tetap meyakini bahwa kecerdasan atau bakat adalah sesuatu yang tidak dapat diubah. Sementara itu, growth mindset—yang dipopulerkan oleh Carol S. Dweck, psikolog dari Stanford University—percaya bahwa kecerdasan dan bakat dapat berkembang seiring waktu melalui usaha, belajar, kesungguhan, dan ketekunan.
Tujuh Prinsip Menerapkan Pola Pikir Bertumbuh di Sekolah
1) Kesalahan dalam belajar itu wajar
Kesalahan adalah kesempatan untuk belajar lebih banyak.
Contoh: Saat siswa salah mengerjakan soal matematika, guru tidak langsung memberi nilai rendah, tetapi mengajak siswa membedah langkah-langkahnya, lalu mencoba cara yang benar.
2) Belajar bukan tentang kecepatan
Keberhasilan belajar tidak diukur dari seberapa cepat memahami materi, tetapi dari sejauh mana siswa memahami, menerapkan, dan menghasilkan karya.
Contoh: Dalam pelajaran seni, ada siswa yang selesai membuat lukisan dalam 30 menit, sementara yang lain butuh 1 jam. Guru tetap memberi kesempatan sama, karena setiap karya memiliki proses yang unik.
3) Memiliki ekspektasi positif
Guru dan siswa harus yakin bahwa kemampuan dapat berkembang. Otak seperti otot—semakin dilatih, semakin kuat.
Contoh: Guru olahraga percaya bahwa meskipun seorang siswa awalnya tidak bisa berlari cepat, dengan latihan rutin ia bisa menjadi anggota tim lari sekolah.
4) Menghargai keunikan setiap siswa
Setiap siswa memiliki gaya belajar dan potensi berbeda.
Contoh: Dalam kelompok belajar, ada siswa yang lebih cepat memahami lewat membaca, ada yang lewat praktik langsung. Guru membagi tugas sesuai kekuatan masing-masing.
5) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
Lingkungan yang aman dan nyaman mendorong siswa untuk berani berpendapat.
Contoh: Kelas yang didekorasi hasil karya siswa, meja kursi tertata rapi, dan suasana bebas dari ejekan membuat siswa nyaman bertanya atau menyampaikan pendapat.
6) Penilaian diri dan penilaian sejawat
Memberi kesempatan siswa menilai karyanya sendiri atau karya teman dapat melatih kemampuan refleksi.
Contoh: Setelah presentasi kelompok, setiap kelompok menilai presentasi kelompok lain dengan kriteria sederhana: kejelasan, isi, dan kreativitas. Hasil penilaian dibahas bersama.
7) Memberikan apresiasi
Menghargai proses dan usaha siswa akan menumbuhkan motivasi.
Contoh: Guru memberikan sticker award atau pujian lisan saat siswa berusaha keras meski hasilnya belum sempurna.
Dengan menerapkan pola pikir bertumbuh, baik guru maupun siswa akan terus berkembang. Proses pembelajaran pun menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan berkesadaran bagi semua pihak.
Komentar
Posting Komentar