Smart Board Menyapa Sekolah Hingga Pelosok – Kalimantan Tengah Terima 6.177 Unit

Smart Board Menyapa Sekolah Hingga Pelosok – Kalimantan Tengah Terima 6.177 Unit

Tumbang Baraoi, SMAN 1 Petak Malai – Transformasi digital pembelajaran melaju kencang. Pemerintah pusat menyiapkan sekitar 288.000 smart board/smart display untuk sekolah di seluruh Indonesia sebagai pengungkit kualitas belajar mengajar berbasis teknologi. Langkah ini memperluas target tahap awal (±15.000 sekolah) menjadi program berskala nasional yang menyentuh daerah 3T. 

Namun informasi sementara dari beberapa sumber misalnya dari BBPMP Jawa Tengah, program digitalisasi pembelajaran ini dirancang terutama untuk SD, SMP, dan MTs, dengan skema bantuan yang disesuaikan berdasarkan kondisi infrastruktur sekolah (misalnya: hanya smartboard jika sudah siap; tambahan internet satelit dan panel surya jika masih blank spot atau tanpa listrik).

Data Sebaran penerima Smartboard per Kabupaten di Kalimantan Tengah

Kalimantan Tengah: Akan menerima 6.177 Unit

Provinsi Kalimantan Tengah dikabarkan akan menerima  6.177 unit. Dari data yang kami himpun, rinciannya per kabupaten/kota adalah:

  • Barito Selatan (369)

  • Barito Timur (340)

  • Barito Utara (388)

  • Gunung Mas (386)

  • Kapuas (911)

  • Katingan (477)

  • Kotawaringin Barat (466)

  • Kotawaringin Timur (842)

  • Lamandau (279)

  • Murung Raya (442)

  • Pulang Pisau (391)

  • Seruyan (367)

  • Sukamara (125)

  • Kota Palangka Raya (394)


Untuk Apa Smart Board Ini?

Penyaluran smart board bertujuan untuk:

  1. Meningkatkan mutu pembelajaran melalui konten interaktif (video, simulasi, kuis), serta pembelajaran kolaboratif di kelas. 

  2. Membuka akses kelas virtual—siswa di daerah dapat belajar dari guru terbaik secara sinkron/daring. 

  3. Mempercepat digitalisasi sekolah, lengkap dengan pelatihan guru dan skema bantuan yang mempertimbangkan kondisi listrik/internet tiap satuan pendidikan. 

Sudah Terasa Sejak 2024

Di Kalimantan Tengah, pemanfaatan smart TV/smart panel beserta perangkat pendukungnya sudah mulai dirasakan sejak 2024 lewat dukungan Pemerintah Daerah khususnya untuk jenjang SMA, SMK dan SKh. Bantuan pusat melalui smart board memperkuat fondasi yang sudah dibangun di daerah.

Tantangan di Lapangan & Jalan Keluar

1) Konektivitas Internet

  • Kendala: Banyak sekolah berada di blank spot.

  • Solusi konkrit: Paket bantuan sebaiknya memasukkan opsi internet satelit (mis. VSAT/LEO), plus mekanisme subsidi biaya langganan minimal 12 bulan; sertakan konten belajar offline (video/ebook) di perangkat penyimpanan sekolah.

2) Daya Listrik Terbatas

  • Kendala: Banyak sekolah hanya mengandalkan PLTS kecil—daya belum cukup untuk layar besar + router.

  • Solusi: Tambah paket energi (panel surya tambahan, baterai, inverter) atau genset cadangan kecil; tetapkan standar daya minimum per kelas cerdas dan audit instalasi sebelum distribusi.

3) Akses Distribusi Sulit

  • Kendala: Biaya dan risiko tinggi ke lokasi terpencil; sering kali sekolah harus menjemput.

  • Solusi: Gunakan model hub-and-spoke dengan gudang kecamatan, libatkan TNI/Polri/BUMN logistik, dan buat anggaran khusus last-mile agar perangkat sampai hingga ruang kelas.

4) Keterbatasan SDM

  • Kendala: Jumlah/kompetensi guru TIK belum merata.

  • Solusi: Pelatihan berjenjang (ToT), pendampingan daring berkala, microlearning 10–15 menit, dan komunitas praktisi antarsekolah; manfaatkan kelas virtual dari guru penggerak/BBGP/BBPMP sebagai penguat. 

5) Keberlanjutan & Perawatan

  • Kendala: Suku cadang dan servis di pelosok.

  • Solusi: Kontrak purna jual multi-tahun, stok sparepart dasar di kabupaten, dan dashboard monitoring penggunaan agar dukungan teknis bisa proaktif

Beberapa hal yang perlu di lakukan di sekolah

  • Menyiapkan SOP “Kelas Cerdas” (jadwal pakai, perawatan, backup materi).

  • Mengatur bank materi offline (video, simulasi, LKPD interaktif) agar tetap jalan tanpa internet.

  • Menyusun rencana pelatihan internal untuk guru dan tim teknis siswa.

  • Membuat jadwal berbagi praktik baik antarguru dan sekolah jejaring di kecamatan.

Penutup

Smart board bukan sekadar layar, tetapi jembatan agar anak-anak di pelosok merasakan pembelajaran terbaik. Dengan dukungan konektivitas, daya listrik memadai, pendampingan guru, dan distribusi yang rapi, perangkat ini akan menjadi  kualitas pembelajaran kita. 


Komentar