Cara Membuat Pupuk Kompos dari Nasi Basi dan Daun Kering
www.sman1petakmalai.sch.id - Di sekolah maupun di rumah, sering ada sisa nasi yang terbuang hingga basi. Daripada dibuang percuma, nasi basi bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Apalagi jika di sekitar kita banyak daun kering yang mudah dikumpulkan. Perpaduan nasi basi dan daun kering adalah bahan sempurna untuk menghasilkan pupuk alami yang ramah lingkungan.
🌱 Mengapa Kompos dari Nasi Basi?
-
Mengurangi sampah organik yang terbuang.
-
Menghemat biaya pupuk, karena tanaman tetap subur tanpa pupuk kimia.
-
Ramah lingkungan, ikut menjaga kebersihan dan kesuburan tanah.
-
Mendidik siswa untuk hidup lebih bijak, tidak membuang makanan, dan peduli lingkungan.
📌 Bahan yang Dibutuhkan
-
Nasi basi secukupnya
-
Daun kering (bisa juga ditambah rumput, sisa sayur, kulit buah)
-
Tanah hitam/tanah kebun
-
Ember, kotak kompos, atau lubang di tanah
🛠️ Langkah Membuat Kompos
-
Siapkan wadah
Gunakan ember, tong, atau cukup buat lubang di tanah sebagai tempat kompos. -
Buat lapisan dasar
Taburkan sedikit tanah di bagian bawah wadah agar proses penguraian lebih baik. -
Masukkan nasi basi
Sebarkan nasi basi di atas tanah tipis tadi. -
Tutup dengan daun kering
Taburkan daun kering secukupnya agar nasi tidak berbau dan tidak dikerubuti lalat. -
Tambahkan tanah
Tutupi lagi dengan tanah tipis, lalu padatkan sedikit. -
Ulangi proses ini
Setiap kali ada nasi basi atau sampah organik lain, masukkan ke tumpukan dengan cara yang sama. -
Jaga kelembapan
Jika terlalu kering, percikkan air sedikit. Jangan sampai becek. -
Aduk kompos
Satu hingga dua minggu sekali, aduk agar udara masuk dan penguraian merata.
⏳ Waktu Jadi
Dalam waktu sekitar 3–4 minggu, kompos mulai matang. Tandanya: berwarna hitam, gembur, tidak berbau, dan terasa hangat jika dipegang.
🌿 Cara Pemakaian
-
Taburkan kompos langsung di sekitar tanaman.
-
Bisa dicampur dengan tanah saat menanam bibit baru.
-
Gunakan secara rutin agar tanah semakin subur.
💡 Penutup
Dengan langkah sederhana ini, sisa nasi basi di sekolah tidak lagi mubazir, melainkan berubah menjadi pupuk yang bermanfaat. Siswa juga bisa belajar langsung tentang daur ulang organik dan pentingnya menjaga lingkungan.
Komentar
Posting Komentar