Cerpen : Langkah yang kembali
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Langkah yang Kembali
Mereka sering tampil di balai desa yang sederhana. Musik Dina dan tarian Rina seolah berpadu menjadi satu bahasa, tak membutuhkan kata. Suatu hari, keduanya mendapat kabar bahwa desa mereka akan mengirim perwakilan untuk Pentas Seni Kabupaten—mimpi yang sejak lama mereka tunggu.
Lampu bohlam menggantung di panggung kayu. Penonton bertepuk tangan saat musik dimulai. Dina bernyanyi, Rina mulai menari. Tapi di tengah lagu, langkah Rina tersendat—kakinya terasa berat, nyeri seperti menarik ke bawah. Gerakannya goyah. Ia memaksakan senyum sampai lagu selesai. Tepuk tangan terdengar… tapi tidak seperti dulu.
Sejak hari itu, semangat Rina menghilang. Ia jarang keluar rumah, menolak latihan, bahkan sempat berencana menjual sepatu tarinya. Dina tahu, jika ia membiarkan ini, mimpinya dan mimpi Rina akan mati.
Saat lomba 17 Agustus tiba, Dina diam-diam mengatur agar anak-anak meminta Rina menjadi pelatih mereka. Rina sempat menolak, tapi tatapan penuh harap anak-anak membuatnya luluh. Mengajar mereka ternyata menghidupkan sedikit demi sedikit semangat yang terkubur.
Latihan dimulai. Pagi-pagi mereka berlatih di tepi sungai, pasirnya lembut di kaki Rina. Malamnya, mereka berlatih di balai desa. Dina menyesuaikan tempo lagu, memberi ruang bagi Rina untuk bernapas dan mengatur langkah. Pelan tapi pasti, gerakan Rina mulai kembali seperti dulu—bahkan lebih penuh makna.
Musik mengalun, suara Dina merdu dan tegas, memenuhi ruangan. Rina mengambil napas panjang, lalu melangkah. Setiap gerakan mengikuti alunan suara sahabatnya. Putaran, hentakan, ayunan tangan—semuanya mengalir. Ia merasakan kembali apa yang dulu ia cintai: kebebasan di panggung.
Di bagian akhir, Dina menaikkan nada, dan Rina melakukan putaran terakhir dengan hentakan kaki yang mantap. Musik berhenti.
Hening sejenak… lalu tepuk tangan bergemuruh. Sebagian penonton berdiri, memberi penghormatan. Sorot lampu memantul di mata Rina yang basah oleh air mata. Ia menatap Dina, tersenyum lebar.
Malam itu, ia sadar: cedera itu memang pernah menghentikan langkahnya, tapi persahabatanlah yang mengajaknya kembali menari.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya

Komentar
Posting Komentar