Ketika Chromebook Menjadi Tulang Punggung Asesmen Nasional di Pedalaman
SMAN 1 Petak Malai - Tidak mudah menjadi sekolah di kawasan pedalaman yang jauh dari pusat kota dan layanan teknologi. Selama bertahun-tahun, kami di SMAN 1 Petak Malai menghadapi tantangan besar: blank spot dan blank energi. Untuk sekadar mengirim pesan atau menelpon saja, warga sekolah sering harus naik ke bukit tertentu demi mendapatkan satu-dua batang sinyal.
Situasi ini menjadi tantangan tersendiri ketika sekolah kami menerima 15 unit Chromebook pada tahun 2022. Pada awalnya, bantuan tersebut terasa seperti “hadiah ilusi”, karena perangkat berbasis internet ini tidak sejalan dengan kondisi jaringan di wilayah kami.
Namun, harus diakui, saat itu layanan internet belum benar-benar mampu mendukung penggunaan Chromebook secara optimal.
Situasi benar-benar berubah setelah layanan Starlink hadir. Akses internet yang lebih stabil dengan kecepatan tinggi membuka jalan baru bagi sekolah kami untuk memanfaatkan Chromebook secara maksimal.
Sejak saat itu, Chromebook tidak lagi hanya tersimpan di lemari penyimpanan, melainkan benar-benar menjadi tulang punggung pelaksanaan kegiatan berbasis komputer, terutama untuk Asesmen Nasional.
Bahkan, perangkat ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa SMA. Sekolah dasar dan menengah pertama di sekitar yang masih kesulitan sarana juga ikut menumpang atau meminjam fasilitas Chromebook di sekolah kami, sehingga manfaatnya semakin luas.
Perlu ditegaskan, kasus hukum yang kini sedang ditangani aparat terkait pengadaan Chromebook adalah ranah penegak hukum, bukan sekolah penerima bantuan. Kami di sekolah hanya ingin berbagi pengalaman nyata tentang bagaimana perangkat ini akhirnya memberi manfaat besar bagi anak-anak di pedalaman.
Bagi kami, Chromebook adalah jendela menuju dunia digital. Dengan dukungan internet satelit, anak-anak kini bisa merasakan pengalaman belajar yang lebih setara dengan sekolah lain, meskipun mereka berada jauh di pedalaman.
Pengalaman kami menunjukkan bahwa tantangan infrastruktur bisa diatasi seiring perkembangan teknologi. Chromebook yang dulu sempat dianggap tidak tepat guna, kini justru menjadi penguat pelaksanaan asesmen nasional dan kegiatan pembelajaran digital di pedalaman.
Semoga cerita ini bisa menjadi inspirasi bahwa setiap bantuan, jika dimanfaatkan dengan tepat dan didukung infrastruktur yang memadai, dapat membawa perubahan besar bagi pendidikan di daerah terpencil.

Komentar
Posting Komentar