SMAN 1 Petak Malai Sambut Arahan Presiden tentang Pentingnya Pendidikan Hutan dan Lingkungan

Pernyataan Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini tentang banjir besar di wilayah Sumatera membuka kembali diskusi penting mengenai kerusakan hutan di Indonesia. Presiden menekankan bahwa berbagai bencana ekologis tidak lepas dari degradasi lingkungan, khususnya deforestasi yang merusak keseimbangan alam. Sebagai langkah strategis, beliau meminta agar dunia pendidikan  terutama para guru  menambah porsi pembelajaran tentang pentingnya hutan dan pelestarian lingkungan dalam silabus sekolah.

menambah porsi pembelajaran tentang pentingnya hutan

Arahan ini menjadi pengingat bahwa literasi lingkungan adalah kebutuhan mendesak. Generasi muda harus memahami bagaimana kerusakan hutan dapat memicu banjir, tanah longsor, kekeringan, bahkan mempercepat perubahan iklim. Pengetahuan tersebut akan membentuk pola pikir baru tentang pentingnya menjaga alam sejak dini.

Tanam Pohon di rangan nyamuk

SMAN 1 Petak Malai menyambut arahan Presiden ini dengan penuh suka cita. Bahkan sebelum instruksi ini disampaikan, sekolah telah berupaya secara konsisten membangun karakter peduli lingkungan melalui berbagai kegiatan pembelajaran berbasis alam. Upaya-upaya ini tidak hanya menambah pengetahuan siswa, tetapi juga membentuk kedekatan emosional mereka dengan lingkungan sekitar.

Literasi Lingkungan

Salah satu kegiatan berkesan adalah ekspedisi outdoor di Pulau Rangan Nyamuk, Desa Tumbang Baraoi, Kecamatan Petak Malai. Pada kegiatan tersebut, siswa diajak berkemah dan merasakan langsung kehidupan alam yang sesungguhnya. Mereka belajar mencari ikan, mengumpulkan sayur pakis, serta menikmati keindahan lanskap hutan yang masih terjaga. Tidak hanya itu, siswa juga melaksanakan praktikum inventarisasi keanekaragaman jamur, sebuah pengalaman yang membuka wawasan mereka tentang keragaman hayati lokal yang selama ini kurang disadari.

Sebagai bentuk aksi nyata, puluhan bibit pohon turut dibawa dan ditanam di lokasi kegiatan. Pohon-pohon tersebut terdiri dari tanaman pelindung dan buah lokal seperti durian, lengkeng hutan, cempedak, rambutan hutan, langsat, dan berbagai jenis lainnya. Kegiatan penanaman ini mengajarkan bahwa menjaga lingkungan bukan hanya slogan, tetapi tindakan konkret.

Selain itu, SMAN 1 Petak Malai juga pernah melakukan kegiatan edukasi lingkungan di Taman Suluh Pambelum, milik Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (BAMBO Foundation). Taman kecil ini berfungsi sebagai pusat edukasi dan pelestarian buah-buahan lokal Borneo seperti belimbing darah, tampoi, mata kucing, tarap hutan, hingga durian lokal yang kini mulai langka.

Berbagai upaya tersebut menunjukkan komitmen kuat SMAN 1 Petak Malai dalam menyiapkan generasi muda yang mencintai lingkungan. Meski tantangan ekologis di daerah ini masih ada, harapannya ketika para siswa kelak kembali ke masyarakat dan menjadi pemimpin, mereka mampu mengambil keputusan yang lebih bijak dan pro-lingkungan.

Komentar