Menjemput Mimpi di Pedalaman: Langkah Baru HASUPA Manalih Lewu 2025

Petak Malai - Sabtu, 06 Desember 2025 menjadi hari bersejarah bagi perjalanan literasi di Kecamatan Petak Malai. Program HASUPA (Harmoni Aksi Siswa Peduli Aksara) yang sejak awal dirancang sebagai gerakan literasi siswa dan sekolah, kini semakin bertekad memperluas dampaknya. Tidak hanya menunggu anak-anak berkumpul di Taman Baca Baraoi atau titik kegiatan, HASUPA mulai menjalankan misi jemput bola, menyapa langsung desa-desa dan dusun yang selama ini sulit dijangkau.

Kegiatan Inovasi Literasi di Pedalaman

Langkah ini bukan hal baru. Sejak 2016, Taman Baca Baraoi bersama Bambo Foundation merintis kegiatan literasi keliling bernama "Manalih Lewu", sebuah inisiatif untuk mengantarkan buku bacaan dan kegiatan literasi ke pelosok-pelosok kecamatan. Selama hampir delapan tahun, meski melewati masa pasang surut dan keterbatasan sarana transportasi, Manalih Lewu telah memberikan akses bacaan layak kepada ratusan anak di Petak Malai.

Program Taman Baca Baraoi

Kini, tahun 2025, semangat itu kembali dihidupkan. Dalam format dan energi baru, Manalih Lewu hadir kembali melalui program HASUPA hasil kolaborasi antara SMAN 1 Petak Malai dan Taman Baca Baraoi. Untuk pertama kalinya sejak beberapa tahun terakhir, kegiatan literasi keliling kembali diadakan, menandai kebangkitan kembali gerakan literasi keliling Kecamatan Petak Malai.

Pada perjalanan perdana ini, tim HASUPA menyapa anak-anak di Dusun Tumbang Papi, Desa Tumbang Baraoi. Tim relawan terdiri dari lima siswa SMA, Yulia, Wulandari, Mario, Kristi, dan Imel yang didampingi oleh Ibu Yerie serta Kepala Sekolah yang juga pendiri Taman Baca Baraoi, Bapak Muhammad Jumani.

Meski arus sungai sedikit deras, perjalanan menggunakan perahu motor pinjaman milik Pak Marson berjalan cukup lancar. Dusun Tumbang Papi memang tidak besar sekitar 50 KK, sebagian tidak menetap karena bekerja sebagai penambang tradisional. Namun belasan anak yang hadir menunjukkan antusiasme luar biasa. Mereka mengikuti kegiatan hingga selesai, menikmati lapak baca, permainan literasi, dan sesi mendongeng. Bahkan beberapa anak berharap tim dapat datang lagi minggu depan.

Harapan itu tentu menjadi semangat tersendiri bagi tim. Namun keterbatasan perahu operasional serta banyaknya desa lain yang menunggu giliran menjadi tantangan tersendiri. Meski demikian, semangat untuk terus bergerak tidak surut.

Kegiatan HASUPA Manalih Lewu diharapkan dapat terus berjalan secara berkelanjutan dan menemukan solusi transportasi agar gerakan ini mampu menjangkau lebih banyak anak-anak di pedalaman. Dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan agar akses bacaan dan kegiatan literasi tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar hadir di setiap lewu di Petak Malai.

Komentar