HASUPA: Mengajar Membaca dan Sains Sederhana (4)
Sabtu, 29 November 2025, program HASUPA (Harmoni Aksi Siswa Peduli Aksara) kembali digelar di Desa Tumbang Baraoi, Kecamatan Petak Malai, Kabupaten Katingan. Program literasi yang merupakan bentuk pengabdian masyarakat oleh SMAN 1 Petak Malai ini kembali menyapa puluhan anak usia pra-sekolah hingga sekolah dasar. Seperti biasa, meski di dominasi anak-anak, kegiatan ini tetap terbuka bagi siapa pun yang ingin hadir baik sebagai peserta maupun relawan.
Sore itu, hujan ringan yang mulai turun sejak pukul 14.00 sempat membuat Muhammad Jumani, Kepala SMAN 1 Petak Malai sekaligus pendiri Taman Baca Baraoi, ragu apakah kegiatan perlu ditunda atau tetap dilaksanakan. Namun karena seluruh persiapan sudah matang mulai dari snack, hadiah kecil, bahan eksperimen sains, hingga buku-buku bacaan, maka diputuskan untuk tetap berangkat.
Kali ini, Jumani tidak sendirian. Ia turut didampingi istri dan si bungsu. Kebetulan para siswa relawan sedang berhalangan hadir. Dalam dua pekan terakhir, istrinya yang juga guru bantu di TK Pembina tertarik ikut serta karena ingin membantu mengajari anak-anak yang masih belum lancar membaca.
Antusias Anak-Anak yang Tak Terhalang Cuaca
Meski cuaca kurang bersahabat, ternyata dugaan bahwa sedikit anak akan hadir terbukti salah. Beberapa anak datang lebih awal, bahkan dengan sukarela memanggil teman-temannya yang mungkin mengira kegiatan HASUPA batal karena hujan. Tidak lama kemudian, selasar Aula Merah Putih pun dipenuhi suara riang puluhan anak yang siap belajar dan bermain.
Karena halaman aula tidak memungkinkan digunakan, kegiatan dialihkan ke selasar yang lebih aman dari hujan namun tetap cukup luas untuk aktivitas literasi dan praktik sains sederhana.
Belajar Membaca dan Mengenal Huruf
Sesi awal diisi dengan kegiatan rutin: membaca buku cerita anak, latihan mengenal huruf, serta mengeja suku kata sederhana. Anak-anak dibimbing secara perlahan, disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing. Suasana tetap ceria meski sederhana, beberapa anak begitu antusias sampai enggan berhenti ketika waktu sesi membaca berakhir.
Eksperimen Sains: Belajar Lewat Rasa Ingin Tahu
Bagian yang paling ditunggu pun tiba: demonstrasi sains sederhana. Dalam sesi kali ini, ada dua percobaan menarik:
-
Membedakan telur matang dan telur mentah tanpa memecahkannya, dan
-
Membuat telur tenggelam menjadi melayang atau mengapung menggunakan garam.
Eksperimen kedua menjadi favorit. Dengan bahasa sederhana, anak-anak diajak memahami bahwa setiap benda punya massa jenis. Telur biasanya tenggelam di air karena massa jenisnya lebih besar daripada air. Ketika garam ditambahkan, air menjadi “lebih berat” atau lebih padat. Air asin memiliki massa jenis yang lebih besar, sehingga telur yang tadinya tenggelam bisa melayang atau bahkan mengapung.
Penjelasan singkat ini membuat anak-anak terkagum-kagum bahkan beberapa ingin mencoba sendiri hingga berulang kali.
Menjelang pukul 16.25, kegiatan ditutup dengan permainan kecil dan pembagian snack sebagai bentuk apresiasi atas semangat mereka. Meski sederhana, keceriaan yang tampak di wajah anak-anak menjadi bukti bahwa kegiatan literasi seperti HASUPA tidak hanya bermanfaat, tetapi juga bermakna.




Komentar
Posting Komentar