HASUPA : Fokus Pendampingan Merangkai Kata bagi Pembaca Pemula (7)

SMAN 1 Petak Malai - Minggu, 7 Desember 2025, kegiatan HASUPA (Harmoni Aksi Siswa Peduli Aksara) kembali digelar di depan Aula Merah Putih Desa Tumbang Baraoi. Kali ini, pelaksanaan kegiatan digeser ke hari Minggu sore. Perubahan jadwal tersebut dilakukan karena pada hari Sabtu sebelumnya, tim HASUPA lebih dahulu melaksanakan kegiatan HASUPA Manalih Lewu, yakni program jemput bola ke Dusun Tumbang Papi untuk menggelar kegiatan literasi serupa di lokasi berbeda.


Literasi Pedalaman Kalimantan

Fokus kegiatan HASUPA kali ini lebih menitikberatkan pada pendampingan merangkai kata bagi anak-anak sekolah dasar yang belum lancar membaca. Anak-anak dibimbing mulai dari mengenal huruf, menyusun suku kata, hingga merangkai menjadi kata sederhana. Pendampingan ini menjadi bagian penting dari upaya menumbuhkan kepercayaan diri anak-anak dalam membaca sejak dini.

Relawan Cilik Literasi

Kegiatan HASUPA Minggu sore itu terasa sedikit berbeda dari biasanya. Muhammad Jumani, selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Petak Malai sekaligus Pendiri Taman Baca Baraoi, memboyong langsung istri dan dua putrinya untuk turut berpartisipasi sebagai relawan. Kehadiran mereka menjadi bentuk nyata bahwa gerakan literasi dapat dimulai dari keluarga. Hal ini sekaligus menjadi solusi atas kondisi relawan siswa yang berhalangan hadir karena sedang mengikuti kegiatan sosial serta persiapan perayaan Natal bagi siswa yang beragama Kristen.

Literasi di pedalaman

Istri beliau, Muhidah, yang juga berstatus sebagai guru bantu TK setempat, dengan sabar mendampingi siswa SD yang belum lancar membaca. Anak-anak dibimbing perlahan untuk mengenal bentuk huruf dan menggabungkannya menjadi kata. Sementara itu, dua putri beliau, Desti dan Aprilia, turut membantu dengan menemani peserta lain membaca serta membacakan buku-buku cerita bergambar bagi adik-adik yang masih kesulitan membaca mandiri. Suasana sore itu terasa hangat, penuh tawa, dan sarat semangat belajar.

Namun, kegiatan literasi sore itu harus diakhiri sedikit lebih cepat dari biasanya. Konsentrasi anak-anak mulai teralihkan oleh hadirnya pasar malam keliling, yakni wahana hiburan berupa kincir angin mini, odong-odong, permainan ketangkasan, hingga jajanan khas yang biasanya berkeliling dari kecamatan ke kecamatan. Pasar malam tersebut mulai beroperasi tepat pada hari itu dan diperkirakan akan berlangsung hingga mendekati pergantian tahun. Pengelola yang mulai mempersiapkan tenda serta wahana yang akan menjadi hiruk pikuk suara musik, dan aneka permainan nanti malam menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak.

Karena kondisi tersebut, kegiatan HASUPA kali ini tidak menghadirkan sesi praktik atau eksperimen sains sederhana seperti biasanya. Kegiatan ditutup dengan pembagian snack kepada seluruh peserta, dilanjutkan dengan foto bersama sebagai penutup kebersamaan sore itu.

Meski berlangsung singkat, kegiatan HASUPA tetap memberi makna besar. Kehadiran relawan dari unsur keluarga menunjukkan bahwa gerakan literasi adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya sekolah semata. HASUPA terus menjadi ruang tumbuh bagi anak-anak Desa Tumbang Baraoi untuk mengenal dunia melalui huruf, kata, dan cerita.

Baca Juga :

Komentar